Udara di tiap ruas persimpangan kota reog menebar aroma yang sama dari kota kelahirannya. Mengingatkannya pada tiap ruang memori yang telah lama terkunci rapat. hal yang seharusnya aku benci.
Ia berlari diatas sebuah jembatan harapan yang mulai rapuh dengan tanpa malu menggandeng tanganku yang dingin. Senyumnya mengisyaratkan bahasa pahit, tidak ada ketulusan walau bibirnya selalu tersungging dalam keheningan sekalipun. tidak ada yang tahu bagaimana membiarkannya pergi dari hidupku, apalagi mengusirnya tanpa belas kasihan sedikitpun.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO












