Saturday, November 19, 2011

Dias

     "Dias" dia mengulurkan tangannya tepat dihadapanku. terlihat sangat asing, namun terlihat lebih ramah dari teman teman laki laki di kelas ini.
     "icha" aku tersenyum. tangan mungilku dan tangan mungilnya saling bersentuhan. sangat nyaman saat beradu pandang dengan anak laki laki yang menyebut namanya dengan kalimat Dias.    
     Bunda selalu bilang agar aku tidak salah memilih teman, harus baik di sekolah dan tidak boleh ada yang memanggilku anak nakal, karena aku adalah anak baik. aku akan tersenyum sambil mengingat kata kata bunda, tidak boleh manja walau aku selalu merengek pada kakekku agar selalu menyuapiku setiap jam sarapan tiba. kakek baik yang lucu, aku sayang mereka. aku masih mau disuapi kakek sampai lulus sekolah dasar. dan masih mau berteman dengan Dias yang baik, yang kulit tangannya terasa hangat menyentuh tanganku.
       "Kamu mau jadi sahabatku?" aku tidak sadar kenapa kata kata itu muncul dari wajah lugu dan polosku ini. lalu aku tersenyum malu, menatap senyum diwajahnya yang cerah. samar samar aku melihatnya mengangguk perlahan. dan rasanya ingin melayang, setelah tersadar bahwa Dias sudah mengikat ikatan sahabat denganku.
                                        ----------------------------------------


      Belakangan ini langit selalu mendung dan hujan selalu turun. bunda bilang, itu karena musim hujan telah tiba. Aku menengadahkan tanganku untuk menyentuh hujan. aku suka air, aku suka berlama lama di bak mandi beberapa tahun lalu, dan masih suka bermain air dengan selang yang tersambung dari kran. dan aku selalu ingin mandi hujan lagi. hal yang sulit terjadi keculi aku berada di rumah pamanku tanpa orang tuaku disampingku. mereka bilang, mereka tidak mau aku jatuh sakit. tapi aku selalu berfikir bahwa hujan juga air. buktinya aku tidak pernah sakit saat mandi dan berlama lama bermain air. dan aku juga tidak sakit saat minum air terus menerus. Hingga aku melangkahkan kaki mungilku sedikit demi sedikit agar tubuhku menyentuh air hujan.
       Seragam putih  merahku basah kuyup. "Jangan sampai sakit karena sebentar lagi Icha ujian kenaikan kelas" Bunda menatapku lekat lekat, namun aku melihat tatapan khawatir di kedua bola matanya yang bulat. Sambil menarik tubuhku ke kamar mandi, bunda mengambil sebuah handuk besar putih yang lembut. membalutkannya ketubuhku sambil mencium keningku. Bunda bilang itu tanda sayangnya untukku.
                                    ------------------------------------

      "Hari ini lauk apa?" aku duduk disamping Dias sambil membuka sekotak bekalku hari ini. Dias juga menunjukkan bekalnya padaku, sambil tersenyum kami saling melahap nasi bekal di siang yang mendung. Dias bercerita banyak hal, tentang nama panggilannya dirumah, Bahwa dia suka sekali dengan mata ikan, dan behwa Dia memiliki seorang kakak laki laki yang baik. Dia selalu bersikap baik padaku. selalu menanyakan nilaiku setelah pembagian hasil tugas ataupun ujian. teman teman selalu menganggap kami sepasang pasangan kecil yang romantis. dan aku akan tersipu malu karena Dias memang pasangan sahabatku yang sangat baik.
      "Hati hati ya cha" Dias melambaikan tangannya beberapa kali setelah sepanjang perjalanku ke ujung lorong sekolah berakhir. rasanya waktu begitu cepat saat aku bersamanya. aku berlalu dan selalu berharap waktu akan berjalan cepat untuk hari selanjutnya. masih ingin terus bermain dengan Dias.

                                     ------------------------------------------

       Waktu berjalan sangat cepat saat aku melewatinya dengan Dias. hari ini adalah hari perpisahanku dengan seragam merah putihku. Aku mulai mengerti apa itu suka dan apa itu pacar. teman temanku selalu bilang aku dan Dias saling menyukai dan harus saling menyatakannya satu sama lain. Namun aku merasa ingin tertawa karena hal itu mengingatkanku pada cerita di televisi beberapa waktu lalu. namun, aku masih kecil untuk bilang aku suka Dias, tapi memang kenyataannya aku suka Dias.
       Dias tidak terlalu suka bila aku dekat dengan teman laki laki yang lain, begitupula denganku. aku tidak tahu kenapa aku tidak suka, aku hanya takut Diasku direbut orang lain, aku takut tidak lagi menemukan Dias yang lain. hanya itu, dan mungkin itu terlalu berlebihan.

                                    ---------------------------------------

      Perpisahan telah berlalu, sedih menyadari bahwa  aku dan Dias tidak akan bertemu. beberapa hari yang lalu Dias bilang bahwa dia menyukaiku - aku juga menjawab bahwa aku menyukainya. selang beberapa waktu, aku tidak lagi mendapat kabar. aku tidak memiliki telepon seluler ataupun sebuah laptop. jadi, kami hanya bisa saling berhubungan lewat telepon rumah yang terbuka umum untuk keluarga. sampai saat itu. saat tahun keduaku di sekolah menengah pertama, sebuah kabar angin sampai di telingaku, dia memiliki seorang pacar yang cantik. aku rasa itu saatnya aku melupakan Dias, aku hanya menyukainya dan terus menyukainya - namun tidak lebih dari perasaan itu. aku dan Dias tidak akan lebih dari ini, sahabat kecil yang saling menyukai. karena aku tidak pernah memiliki rasa yang lebih untuknya. :).

Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:

Post a Comment