Aku menatap layar laptopku dari jarak yang lebih dekat. Tapi tidak bertahan lama karena pandanganku malah menyapu ruang kamar yang kubilang antik dan nyaman, Tidak ada tembok semen atau aroma cat yang kental seperti rumahku di Indonesia. Rumah ini dibangun dari sebuah kayu yang sudah dipelitur dan memiliki tekstur yang kental dengan Jepang, dari pintu kayu yang digeser dan dua pohon sakura dihalaman depan rumah dan samping rumah ini, tepat di samping kamarku. Aku hanya bisa terpaku dan selalu mengindahkan tempat ini, tempat yang selalu aku impikan. Bahkan aku menepuk pipiku beberapa kali untuk meyakinkan diriku bahwa aku benar-benar berada di kota sakura. Aku tidak bermimpi. Sambil tersenyum riang aku menatap wajah Kakekku setelah membuka pintu samping selebar-lebarnya untuk menatap pohon sakura yang mulai bersemi. Ini musim semi, musim yang selalu kutunggu jika aku berada di Tokyo.
"Natsu, berhentilah bertingkah bodoh" Riyu menarik ujung bajuku sambil merengek memaksaku keluar kamar. Anak asuh kakekku yang berumur satu tahun dibawahku. Laki-laki jepang yang tampan. Sedikit kekanakan, tapi aku tahu aku akan terlihat jauh lebih muda jika berjalan sejajar dengannya. Itu satu kelebihan gadis Indonesia, terlihat lebih muda dari kebanyakan para gadis diluar negri. Meskipun empat belas tahun aku besar dinegara Indonesia, Ayah dan Ibuku selalu memakai bahasa jepang untuk bahasa sehari-hari dirumah kami. Karena keluargaku sudah merencanakan semuanya, Bahwa aku akan tinggal dinegri jepang saat umurku beranjak lima belas tahun. Saat aku menempati tahun pertama sekolah menengah atas. Dan tepat beberapa hari yang lalu aku sudah menginjakkan kaki di kota sakura, dirumah kakekku yang memiliki aroma sakura.
"Apa kau sudah puas mengagumi tempat ini" Riyu menjitak kepalaku dengan keras. Aku menepis tangannya dan berlari kearah kakek. Aku benci menatap laki-laki itu, dia menakutkan. Bahkan lebih menakutkan dari alien manapun.
"Dasar perempuan, selalu bertingkah aneh!" Aku menatap punggung riyu keluar dari kamarku. sambil memaki diriku berulang-ulang. Aku tahu dia kesal karena aku tidak merespon semua sikap usilnya padaku. Justru dia yang terlihat aneh, selalu bertingkah kekanakan. Padahal dia juga akan beranjak ke sekolah menengah atas, menempati sekolah yang sama denganku dan akan melewati setiap menitnya bersamaku. Aku harap dia tidak menyulitkanku, apalagi aku berniat memiliki kekasih laki-laki jepang tampan yang pandai memainkan musik dan pintar dalam eksak. Terlalu muluk, tapi aku akan menemukannya.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO

0 komentar:
Post a Comment